LIMA PULUH KOTA - Halaban adalah nagari yang berada di kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia.
Sejarah
Menurut cerita turun temurun, nenek moyang anak Nagari Halaban berasal dari Nagari Limo Kaum daerah Pariangan, Padang Panjang sekitar abad ke 7.
Baca juga:
Nagari TV, TVnya Nagari!
|
Mereka datang dengan sejumlah rombongan. Salah satunya berjalan dari Limo Kaum menuju Koto Lalang yang terletak di pinggir Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara.
Tak lama di Koto Lalang, mereka melanjutkan perjalanan ke arah Kalo-Kalo terus ke Tabek Panjang Kenagarian Lubuak Jantan berikut melintasi Batang Sinamar menuju Tanjung Lansek dan Pamasian.
Setelah beberapa lama menetap di Pamasian, melanjutkan perjalanan menelusuri Batang Sinamar dan selanjutnya menuju Gunung Sago yang kini Taratak Tinggi. Lantaran Taratak Tinggi tidak memungkinkan untuk membuat areal persawahan, rombongan berikutnya kembali perjalanan ke arah Gunung Sago.
Selanjutnya, rombongan terpencar dan ada yang sampai di pinggiran Batang Sinamar di Lubuak Lompek, ada pulo yang terus ke Atas Koto. Selang beberapa lama, mereka berkumpul kembali dan membuat perkampungan di Koto Lambuak Tuo serta membuat dusun-dusun yang antara lain bernama :
- Dusun Lareh Nan Panjang
- Dusun Lompek
- Dusun Kabun
Konon nama Halaban berasal dari kata halal dan laban. Halal artinya baik atau boleh, sedangkan laban artinya susu. Halaban berarti susu yang baik atau halal. Kata tersebut berasal dari pernyataan utusan Syehk Bantan yang bernama Pakiah Badangkiang yang mendapati Nenek Juaro sedang memerah susu sapi dan mengatakan halal laban atau susu yang baik atau halal.[1]